Rumahdewi.com - Penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia, jumlah penduduk kelas menengah yang terus meningkat dan rencana pemerintah untuk mendorong pembangunan infrastruktur menjadi alasan investor asing untuk berbondong-bondong memburu saham-saham properti di Indonesia.
Mengutip Bloomberg, Senin (6/4/2015), pengembang properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) seperti PT Lippo Cikarang, PT Alam sutera Realty menjadi pendorong peningkatan saham-saham dalam Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Beberapa analis global pun merekomendasikan saham-saham properti di Indonesia untuk didekap para investor. Bahkan, berdasarkan data Bloomberg, Indeks saham konstruksi, properti dan real estate mampu tumbuh 26 persen dalam 12 tahun terakhir, angka tersebut dua kali lipat dari IHSG.
Ada beberapa alasan yang membuat saham-saham properti di Indonesia mendapat perhatian lebih dari para analis. Alasan pertama adalah Bank Indonesia memangkas suku bunga acuan pada Februari 2015 kemarin sebesar 25 basis poin menjadi 7,5 persen dari sebelumnya sebesar 7,75 persen. Pemangkasan BI Rate tersebut merupakan pertama kalinya dalam 3 tahun terakhir. Penurunan tersebut dilakukan karena sejalan dengan target inflasi di kisaran 4 persen untuk tahun ini dan tahun depan.
Dengan penurunan BI rate tersebut dipercaya bisa mendorong penurunan suku bunga kredit kepemilikan rumah (KPR). Dengan penurunan bunga tersebut masyarakat akan terdorong untuk membeli rumah-rumah sehingga mendorong pertumbuhan bisnis perusahaan properti.
Alasan lainnya, presiden Joko Widodo (Jokowi) juga menargetkan pertumbuhan ekonomi di kisaran 7 persen. Salah satu cara yang dilakukan untuk mendorong terciptanya hal tersebut adalah meningkatkan belanja infrastruktur. Dengan adanya belanja infrastruktur yang lebih besar tersebut mendorong pertumbuhan proyek-proyek perusahaan properti dan juga infrastruktur sehingga ikut mendorong kenaikan harga sahamnya.
Direktur PT Ashmore Asset Management Indonesia, Arief Wana menjelaskan, perseroan menambahkan porsi ke saham-saham properti dalam reksa dana yang dikelolanya. "Saham-saham properti memang telah banyak tetapi kami akan terus menambah porsinya karena prospek masih positif," jelasnya. Reksa dana Ashmore Dana Progresif Nusantara merupakan salah satu reksa dana dengan kinerja terbaik di 2014 kemarin.
Sebagian besar analis memberikan nilai positif dalam saham-saham properti. Rating rata-rata konsensus pada perusahaan properti di Indonesia mencapai 4,32 pada skala 5 dimana semua merekomendasikan buy. Rating tersebut melebihi Amerika yang ada di level 4,13 dan juga China yang ada di level 4,1. Para analis yang disurvei oleh Bloomberg memperkirakan indeks properti Jakarta bakal naik 14 persen dalam 12 bulan ke depan.
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Bank Indonesia, harga rumah di Indonesia kemungkinan akan naik 5,7 persen pada kuartal pertama tahun ini jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, menyusul kenaikan 6,3 persen pada kuartal terakhir pada tahun lalu.
No comments:
Post a Comment
Ingat Jangan SPAM, karena tidak berguna jika kalian capek-capek nyepam, toh akhirnya saya hapus juga komentarnya